Kasih Keibuan Dasar Persaudaraan - Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa, kasih ibu sepanjang jalan. Kasih ibu tak harap kembali, bagaikan surya menyinari dunia. Ungkapan ini sudah kita kenal sejak kecil. Betapa besar kasih seorang ibu yang hanya mengharapkan anaknya berkembang dengan sempurna. Kasih seorang ibu sarat dengan pelayanan, bahkan pengorbanan. Dalam membangun persaudaraan sejati, sifat kasih keibuan ini sungguh dibutuhkan.
Dalam sifat keibuan, terkandung sifat mengandung, melahirkan, memelihara, membesarkan, dan mengembangkan. Dalam mengandung dan melahirkan, terkandung makna cinta penuh pengorbanan. Sedangkan dalam memelihara, membesarkan, dan mengembangkan, lebih pada pelayanan, meskipun tak lepas dari unsur pengorbanan juga. Cinta seorang ibu hanyalah mengharapkan anaknya dapat berkembang secara sempurna tanpa pernah mengharapkan balasan di kemudian hari.
- Pengantar
Kasih seorang ibu sarat dengan pelayanan, bahkan pengorbanan. Kasih ibu tidak mengharapkan balasan di kemudian hari. Kisah Penerimaan Empat Saudara yang Pertama menggambarkan betapa dalam kasih Bapa Fransiskus terhadap saudara-saudaranya. Ia tidak melihat kesalahan-kesalahan yang diperbuat. Apakah kita bisa mengasihi, seperti kasih ibu atau meneladan Bapa Fransiskus?
Penerimaan Empat Saudara yang Pertama
Orang-orang sekarang melihat, bahwa Saudara-saudara bersukacita di tengah-tengah cobaan-cobaan dan gangguan-gangguan. Betapa rajinnya mereka berdoa. Mereka tidak menerima uang seperti orang-orang lain atau tidak menahan itu bila diberikan kepada mereka, dan mereka betul-betul saling mencintai. Melihat kesemuanya itu, banyak orang menjadi yakin, bahwa Saudara-saudara itu adalah murid-murid Yesus Kristus yang sejati, dan dengan hati yang remuk redam, orang-orang itu datang minta maaf kepada Saudara-saudara karena mereka dahulu mencaci maki dan menghina Saudara-saudara. Saudara-saudara memaafkan mereka dengan senang hati, dengan berkata, “Semoga Tuhan mengampuni kalian”, dan memperingatkan mereka dengan ramah mengenai keselamatan mereka. Beberapa orang minta untuk diterima sebagai sahabat, dan karena Saudara-saudara baru sedikit jumlahnya, maka Fransiskus memberi wewenang kepada keenam saudara itu untuk menerima saudara-saudara baru. Mereka kembali dengan saudara-saudara baru ke St. Maria Degli Angeli. Ketika mereka berkumpul bersama-sama, sukacita menyelimuti hati mereka dan mereka tidak ingat lebih lama lagi akan kelaliman-kelaliman itu.
Mereka bertekun dalam berdoa dan bekerja dengan tangan mereka. Hal ini mereka lakukan untuk menghalau pengangguran, musuh jiwa. Mereka bangun tengah malam dan berdoa dengan banyak mengesah, dan yang satu amat mencintai yang lain dan memeliharanya seperti seorang ibu memelihara anak tunggal yang tersayang. Cinta kasih berkobar-kobar dengan hangatnya dalam hati mereka, sehingga mudahlah untuk mempertaruhkan nyawa bukan hanya demi cinta kasih Yesus Kristus, tetapi juga demi jiwa dan tubuh siapa pun dari antara Saudara-saudara. Memang masing-masing bersedia menyerahkan nyawanya untuk yang lain.
Mereka berpantang dari keinginan-keinginan daging. Masing-masing menghakimi diri sendiri dan bersikap memperhatikan untuk tidak melukai hati Saudara-saudara dengan cara apa pun. Jika kebetulan seorang Saudara mengeluarkan kata-kata yang mungkin menggelisahkan Saudara lain, maka suara hatinya menusuk dia begitu tajamnya sehingga ia tidak dapat tenang hatinya, sampai ia bersujud di tanah mengakui kesalahannya, dengan minta supaya kaki Saudaranya ditaruh di atas mulutnya. Demikianlah mereka membuang segala dendam dari tengah- tengah mereka dan memelihara diri mereka dalam cinta kasih yang sempurna.
Semangat cinta persaudaraan perlu dilaksanakan dengan berlandaskan sifat keibuan yang penuh dengan unsur pelayanan, bahkan pengorbanan. Dalam sifat keibuan terkandung sifat mengandung, melahirkan, memelihara, membesarkan, dan mengembangkan. Dalam mengandung dan melahirkan, terkandung makna cinta penuh pengorbanan. Sedangkan dalam memelihara, membesarkan, dan mengembangkan, lebih pada pelayanan, meskipun tak lepas dari unsur pengorbanan juga. Cinta seorang ibu hanyalah mengharapkan anaknya dapat berkembang secara sempurna tanpa pernah mengharapkan balasan di kemudian hari.
Semangat cinta persaudaraan yang bisa dikembangkan dilandasi kasih yang melayani dan menghidupkan. Kasih yang rela melayani dan menaati sehingga pada gilirannya akan tercipta saling melayani dan saling menaati. Kasih yang menghidupkan mengandung makna tidak membelenggu, tetapi memberi kebebasan sehingga yang bersangkutan dapat berkembang. Dalam memberi kebebasan terkandung pengertian memberi kepercayaan. Atas dasar inilah, cinta persaudaraan membentuk komunitas yang sungguh indah di mana semangat saling melayani saling percaya, saling menghargai, dan saling mengembangkan menjadi dasar komunikasi dan setiap tindakan kita.
(Sumber: buku Kisah Ketiga Sahabat, Pasal XI)
Pertanyaan panduan:
- Dari bacaan teks di atas bagian mana yang menarik?
- Nilai persaudaraan yang bagaimana yang dapat kita temukan?
- Pernahkah Anda mengalami kasih semacam ini?
- Apakah nilai-nilai persaudaraan tersebut dapat kita terapkan dalam kehidupan kita?
Peneguhan
- Semangat cinta persaudaraan perlu dilaksanakan dengan berlandaskan sifat keibuan yang penuh dengan unsur pelayanan, bahkan pengorbanan. Dalam sifat keibuan terkandung sifat mengandung, melahirkan, memelihara, membesarkan, dan mengembangkan. Dalam mengandung dan melahirkan, terkandung makna cinta penuh pengorbanan. Sedangkan dalam memelihara, membesarkan, dan mengembangkan, lebih pada pelayanan, meskipun tak lepas dari unsur pengorbanan juga. Cinta seorang ibu hanyalah mengharapkan anaknya dapat berkembang secara sempurna tanpa pernah mengharapkan balasan di kemudian hari. Kasih keibuhan tidak menghitiung untung dan rugi, kasih yang tanpa pamrih.
- Nilai persaudaraan yang dapat kita temukan antara lain : kasih yang melayani dan menghidupkan, saling memberi, kasih yang menghidupkan, tidak membelenggu, tetapi memberi kebebasan sehingga yang bersangkutan dapat berkembang, saling menghargai, dan saling mengembangkan.
- Refleksi
Buatlah catatan pribadi tentang nilai-nilai yang Anda peroleh dan niat-niat yang ingin Anda lakukan.