Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Menghayati Semangat Persaudaraan

Menghayati Semangat Persaudaraan - Budaya kekerasan yang tumbuh subur sekarang ini menjadi tanda melunturnya semangat pesuadaraan di tengah masyarakat. Hanya karena sebatang pohon, seorang bapak bisa membunuh tetangganya. Perbedaan cara beribadah pun sudah bisa menyebabkan amuk massa. Bahkan hal-hal yang sangat sederhana sekalipun sudah bisa menjadi pemicu permusuhan. Perbedaan yang ada di masyarakat, mulai dari suku, agama, adat istiadat, bahasa, warna kulit, rambut, bahkan hal-hal kecil seperti beda pendapat sudah bisa menimbulkan konflik. Perbedaan tidak lagi menjadi suatu kekayaan, tetapi pendorong berbagai kesalahpahaman yang mengarah pada pertengkaran. Jika mau menyadari, bukankah yang berbeda ini merupakan karya ciptaan Tuhan?

Bukti lunturnya semangat persaudaraan adalah rusaknya lingkungan hidup. Akibat keserakahan manusia maka alam ciptaan yang pada mulanya baik adanya telah menjadi rusak. Persaudaraan bukan hanya dengan sesama manusia, tetapi Allah sendiri yang telah mengudang kita untuk bisa hidup bersama dengan seluruh mahkluk ciptaanNya. 29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. (Kej. 1:29-31).

Pada tema persaudaraan ini akan kita bagi menjadi 5 pokok bahasan, yaitu:  Hidup dalam Persaudaraan, Kasih Keibuan sebagai Dasar Persaudaraan, Keteladanan dalam Persaudaraan, Kerendahan Hati sebagai Dasar Pembangun Persaudaraan, dan Cinta Segala Ciptaan sebagai Dasar Persaudaraan. Pada bagian akhir akan dibangun niat sebagai tanda awal untuk memperbaiki diri membangun semangat persaudaraan.

Pokok Bahasan 1:    Hidup dalam Persaudaraan

Persaudaraan merupakan nilai manusiawi dan kristiani yang amat penting. Persaudaraan juga nilai yang amat penting dalam hidup religius dan hidup Fransiskan. Persaudaraan Fransiskan adalah suatu persaudaraan yang menyembah, persaudaraan apostolis, dan persekutuan hidup dalam persaudaraan dari orang-orang yang telah percaya kepada Injil.

Pokok Bahasan 2:  Kasih Keibuan sebagai Dasar Persaudaraan

Semangat cinta persaudaraan perlu dilaksanakan dengan berlandaskan sifat keibuan yang penuh dengan unsur pelayanan, bahkan pengorbanan. Dalam sifat keibuan, terkandung sifat mengandung, melahirkan, memelihara, membesarkan, dan mengembangkan.

Pokok Bahasan 3:    Keteladanan dalam Persaudaraan

Dengan keteladanan, orang akan termotivasi untuk mencontoh dan melakukan hal yang sama. Keteladanan bukan hanya menjadi model, tetapi sekaligus menjadi inspirasi untuk melakukan perbuatan baik lainnya. Dengan keteladanan, orang akan melakukan sesuatu tanpa diperintah. Dari sinilah persaudaraan dapat dibangun atas dasar saling pengertian.

Pokok Bahasan 4:    Kerendahan Hati sebagai Dasar Pembangun Persaudaraan

Bersikap keras terhadap diri sendiri, bertindak manusiawi terhadap sesama. Inilah kunci berkembangnya persaudaraan Fransiskan. Teladan hidup Bapa Fransiskus bercahaya begitu cemerlang sehingga setiap orang yang berjumpa dengannya dapat merasakan pancarannya, bahkan orang yang mendengar kisah hidupnya pun akan terpesona. Teladan hidupnya telah membuat dunia berubah, manusia bertobat, dan banyak orang mau mencontoh teladan hidupnya. Hidup rohaninya penuh sehingga hanya Tuhan Yesus yang ada di dalam hidup kesehariannya.

Pokok Bahasan 5:    Cinta Segala Ciptaan sebagai Dasar Persaudaraan

Bentuk persaudaraan yang lain adalah dengan segala ciptaan. Manusia diciptakan sebagai gambaran Allah dan diberi kuasa untuk mengelolanya. Hanya saja, kekuasaan itu tidak bersifat mutlak. Karena berasal dari Allah sendiri, maka pengelolaannya pun sesuai kehendak Allah, yaitu untuk kepentingan bersama. Fransiskus lebih lanjut mengungkapkan bahwa cinta kepada segala ciptaan merupakan  perwujudan cinta kepada Sang Penciptanya sendiri.

Pokok Bahasan 6:    Membangun Niat

Setelah mempelajari dan menghayati semangat Bapa Fransiskus, kita akan merumuskan kembali dan membuat rencana penerapan nilai-nilai persaudaraan atau pun pertobatan Bapa Fransiskus dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghargai teman yang berkekurangan, membantu belajar teman yang lemah, serta menghormati orang lain dan lingkungan yang ada di sekitar kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *