Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Kepemimpinan

Kepemimpinan - Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, terlebih yang melibatkan banyak orang, peran seorang pemimpin sangat penting dalam menentukan cara pencapaian tujuan yang sudah dicanangkan. Selain sebagai penanggung jawab, seorang pemimpin adalah orang yang tahu apa dan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Agar tujuan tercapai, pemimpin perlu menginformasikan hal-hal yang akan dikerjakan.

Tugas Pemimpin

  1. Membuat rencana kerja: apa yang mau dikerjakan, siapa yang mengerjakan, dan kapan dikerjakan.
  2. Melaksanakan rencana kerja: menunjuk pelaksana, membuat job descriptions, dan mengoordinasi agar pelaksana bekerja secara harmonis.
  3. Mengevaluasi kerja: mencermati hasilnya, sudah sesuai dengan harapan atau belum, serta tindak lanjutnya. Kemudian membuat rencana baru berdasarkan hasil evaluasi.

Kecakapan Pemimpin

  1. Cakap memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya.
  2. Cakap menyatakan isi hatinya (komunikasi).
  3. Cakap menyelenggarakan rapat.
  4. Cakap mengambil keputusan dengan langkah: merumuskan masalah, membedah masalah, menemukan beberapa alternatif pemecahan masalah, mengambil keputusan, melaksanakan keputusan, dan mengevaluasi pelaksanaan.

Pokok Bahasan 1: Kepemimpinan Berdasarkan Keteladanan

Dalam  bahasa  Jawa,  ada  istilah  jarkoni,  kependekan  dari  “iso ujar ora bisa nglakoni”. Artinya, hanya pandai bicara, tetapi tidak bisa melaksanakan. Barangkali tipe orang jarkoni inilah yang banyak kita temukan saat ini. Tidak mengherankan di kalangan kaum muda banyak terjadi krisis identitas. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya figur yang dapat dijadikan model dan teladan.

Kepemimpinan dengan keteladanan ditandai dengan “cara meminta” yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Apa yang ingin dilakukan oleh orang lain atau anggotanya adalah apa yang telah dilakukan oleh si pemimpin. Dengan demikian, seorang pemimpin akan melakukan terlebih dahulu sebelum meminta orang lain melakukannya. Karena keteladanan seorang pemimpin, anak buahnya akan melakukan hal  yang  sama tanpa pernah diminta. Apa yang dilakukan sang pemimpin akan menjadi model atau bahkan inspirasi bagi anak buahnya. Demikianlah, kepemimpinan dengan keteladanan tidak memerlukan banyak perkataan, tetapi dengan dasar saling pengertian.

Pokok Bahasan 2: Kepemimpinan Visioner

Saat ini kebanyakan anak sulit menjawab ketika ditanya cita-citanya. Anak tidak terbiasa memiliki cita-cita atau impian. Dengan memiliki impian, orang akan terpacu untuk meraihnya, semangatnya tumbuh dan pantang menyerah. Model kepemimpinan visioner bercirikan: memiliki tujuan yang dirumuskan secara jelas dan dipegang teguh, bertindak atas dasar sistem nilai, memiliki kemampuan untuk mengatasi situasi yang sulit dan tidak menentu, mengidentifikasikan diri sebagai agen perubahan,  memiliki sifat pemberani, memercayai orang lain, serta terus-menerus meningkatkan diri.

Pokok Bahasan 3: Kepemimpinan Sinergis

Dewasa ini budaya hedonisme telah menyebabkan orang malas bekerja keras. Orang selalu berusaha menghindari kesulitan. Akibatnya, orang cepat puas dengan yang sudah ada dan tidak ingin bekerja lebih keras lagi. Pokok bahasan ini membahas kepemimpinan sinergis.

Sinergis berarti mengupayakan setiap situasi menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kepemimpinan sinergis selalu produktif dengan cara-cara baru  yang  kreatif.  Pemimpin  yang  sinergis  penuh  dengan  inovasi-inovasi. Dalam bekerja, ia menawarkan pemecahan secara sinergis, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekadar kompromi  di  mana  masing-masing  pihak  hanya  memberi  sedikit dan menerima sedikit pula. Pemimpin sinergis memiliki semangat, motivasi, dan daya juang yang tinggi untuk selalu mencari terobosan dan inovasi baru yang akan memaksimalkan usaha mereka dalam meraih tujuan. Tidak jarang ini membutuhkan pengorbanan yang tidak mudah. Pemimpin sinergis  tidak  takut  bekerja  keras,  tidak  takut menghadapi kesulitan atau pun rintangan.

Pokok Bahasan ke 4: Kepemimpinan Kristiani

Kepemimpinan pada dasarnya tidaklah sama dengan kedudukan, melainkan fungsi atau tugas. Keberadaan seorang pemimpin bukan untuk dirinya sendiri, tetapi orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu,  tugas  kepemimpinan  pada  pokoknya  adalah  tugas  pelayanan. Pada kenyataannya, saat ini kepemimpinan telah dikomersialkan. Pemimpin lebih memikirkan dirinya sendiri dan kelompoknya daripada kepentingan umum.

Ciri kepemimpinan kristiani antara lain mencintai Allah dan sesama sepenuh hati, berani berkorban, memegang teguh prinsip, setia pada kebenaran, dan melayani dengan rendah hati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *