Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Macam-macam Doa Fransiskus Assisi

Macam-macam Doa Fransiskus Assisi - Manusia dapat menjalin hubungan dengan Tuhan salah satunya dengan cara berdoa. Dari isinya doa berupa syukur, pujian ataupun permohonan. Dari pengalaman, nampaknya doa permohonanlah yang paling sering kita lakukan.

Pada pertemuan ini, kita akan membahas berbagai macam doa yang dilakukan oleh Bapa Fransiskus Assisi dan saudara-saudarinya. Doanya antara lain:

  1. Doa kontemplasi yaitu doa yang mengkontemplasikan misteri dan karya Tuhan Yang Satu dan Tritunggal, dan mengangkat pujian dan ucapan syukur kepada Bapa dengan perantaraan Kristus dan Roh Kudus.
  2. Doa ibadat pujian yaitu doa pujian, sembah bakti, dan puji syukur yang dilantunkan kepada  Allah  yang  Mahatinggi  dan  Mahabaik.  
  3. Doa  para  kontemplatif, doa yang dilakukan bersama-sama untuk menyatakan bakti kepada Allah dengan sukacita yang diperbaharui setiap hari.
  4. Doa kosmik yaitu doa kontemplatif yang berisi pujian dan syukur yang terarah pada prospek kosmik, tidak hanya terhadap manusia tetapi juga semua makhluk ciptaan lainnya.

Dengan mengenal doa-doa Bapa Fransiskus Assisi kiranya akan memperkaya doa kita.

  1. Pengantar

Belajar dari pengalaman hidup doa kita sehari-hari, sepertinya kebanyakan dari doa kita adalah doa permohonan. Sedikit doa syukur dan lebih sedikit lagi doa pujian yang kita lambungkan. Hari ini kita akan belajar bersama maca-macam doa yang biasa dilakukan Bapa Fransiskus dan sekarang dilakukan oleh para fransiskan. Kita perlu mengenal maca-macam doa itu, agar terbuka wawasan kita tentang doa. Sangat mungkin itu akan membuka cakrawala baru kehidupan doa kita. Siapa tahu dengan mengenal kita terdorong untuk meneladaninya dalam hidup keseharian kita.

Semangat Doa

Dalam pasal tiga dari AngOrReg membicarakan tentang doa dan kebaktian suci, yaitu hidup doa saudara saudari Ordo Ketiga Reguler Santo Fransiskus. Pertobatan Injili menghantar saudara saudari untuk mengakui hak-hak kultus dari Allah yang ada sejak awal penciptaan, ”Diciptakan  untuk  memuji  karena  kasih  karunia-Nya”  (Ef  1:6.12.14). Hak-hak  kultus Allah  itu  selaras  dengan  tujuan  hidup  bakti  sendiri: mengabdikan diri pada kekudusan (1Tim 5:5).

Dalam menetapkan praktek pembaktian itu, anggaran dasar, sejalan dengan kitab suci, liturgi masa puasa dan ajaran Bapa-Bapa Gereja menetapkan berdoa dilaksanakan bersama dengan puasa, dan sedekah. Puasa sebagai komponen dari keutamaan pembaktian diri itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari berdoa. Sedekah dihubungkan erat dengan berdoa. Ketiga komponen itu membentuk satu kesatuan dan merupakan komponen esensial dari kesempurnaan atau kekudusan kristiani. Kebenaran itu begitu jelas diungkapkan oleh Santo Petrus Krisologus, ”Doa, puasa, dan belas kasihan (sedekah) adalah kehidupan dari puasa”. Tak satu pun terbagi karena tidak berdiri terpisah satu dari yang lain. Acuan  akan  hal  ini  ada  dalam  pasal III dengan kata-kata Injili ini, ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah aku.”  Juga ada dalam pasal V tentang cara melayani bersedia membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin. Kehidupan doa saudara-saudari terungkap, sesuai dengan tuntunan anggaran dasar, melalui doa kontemplatif (Art. 9) dan doa kosmik (Art.10), kesetiaan mendengarkan firman Tuhan (Art 11), dan keterlibatan aktif dalam Ekaristi (Art. 12).

  1.  Doa Kontemplatif

Di segala tempat, pada setiap saat dan setiap waktu, hendaknya saudara-saudari dengan sungguh-sungguh dan rendah hati menyimpan dalam hati dan mengasihi, menghormati, menyembah, mengabdi, memuji dan memuliakan, meluhurkan dan menjunjung tinggi, Allah yang kekal, Maha Tinggi, dan Maha Luhur, Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Berdoa dilihat sebagai perkembangan dan puncak dari laku pertobatan. Dalam doa itulah, mereka mengkontemplatikan materi dan karya Tuhan Yang Satu dan Tritunggal, mengangkat pujian dan ucapan syukur kepada Bapa dengan perantaraan Kristus dalam Roh Kudus. Pujian dan ucapan syukur yang diarahkan pada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Baik, Satu dan Tri Tunggal, disampaikan pada setiap tempat, setiap saat dan segala waktu pertama-tama karena pencipta diri mereka sendiri, kemudian karena Yesus Kristus dan dalam Roh Kudus Allah telah memberi karunia kehidupan dalam ciptaan-Nya, dalam inkarnasi dan penebusan dan dalam kemuliaan penyataan yang mulia Putra Allah pada akhir zaman. Doa ini menyingkapkan kedalaman pengalaman rohani dan mistik mereka. Pujian dan ucapan syukur ini ditunjukkan kepada Dia yang adalah kebaikan tertinggi, segalanya baik dan semua baik; Mulia dan Kudus. Mereka memohon Santa Perawan Maria yang  mulia  dan  kudus,  segala  malaikat,  dan  orang  kudus  di  sorga, agar bersama-sama menghaturkan syukur kepada Dia, Allah yang tertinggi dan benar, abadi dan hidup bersama dengan Putra yang amat dikasihinya, Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam persekutuan dengan Roh Kudus.

Doa kontemplatif dan pujian, terungkap dalam suatu pembicaraan pribadi yang mendalam dan terus menerus dengan Allah, Tritunggal dan Keesaan, dan dengan  Tuhan  Yesus  Kristus,  ”Siapakah  Engkau  dan  siapakah  aku” (bdk. Puj.Allah; Fior: Renungan tentang Stigmata Suci III).

  • Doa Ibadat Pujian

... Hendaknya mereka menyembah Dia dengan hati yang murni karena kita harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu; sebab Bapa mencari penyembah yang demikian itu. Dengan semangat yang sama  hendaknya mereka  merayakan  ibadat  harian  dalam  persatuan dengan Gereja seluruhnya... (Art. 9b

Doa pujian, sembah bakti, dan puji syukur yang dilantunkan saudara- saudari dengan tak henti-hentinya kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Baik, mendapat wujud nyata dalam ofisi Ilahi, yaitu doa ibadat harian. Perayaan  ofisi Ilahi  dalam  kesatuan  dengan  Gereja  universal  memungkinkan   setiap   persaudaraan   menyembah   Allah   dengan   hati murni. Melalui ofisi Ilahi, saudara dan saudari berdoa tanpa henti- hentinya. Mereka meneruskan pujian dan ucapan syukur yang selalu disuarakan  dalam  surga  abadi.  Kristus,  Sabda  yang  menjadi  daging, telah memperkenalkan doa ini di atas bumi dan doa itu dilanjutkan oleh Gereja-Nya.

Sambil merayakan ibadat harian, mereka melaksanakan fungsi imamat Kristus. Mereka memanjatkan ucapan syukur khusus dalam Ekaristi dan mengembalikan kepada Bapa sembah bakti dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:23-24), yakni sembah bakti yang sesuai dengan sabda pewahyuan, sebagaimana diminta dari penyembah Bapa yang benar.

Perayaan ofisi Ilahi dalam kesatuan dengan Gereja universal memungkinkan saudara dan saudari mengenangkan seluruh misteri penebusan, inkarnasi hingga kedatangan Tuhan, setelah melewati peristiwa kematian, kebangkitan dan kemuliaan Kristus.

  • Doa Para Kontemplatif

Mereka, laki-laki dan perempuan, yang dipanggil Tuhan untuk hidup kontemplatif hendaklah menyatakan bakti kepada Allah dengan suka cita yang diperbarui setiap hari. Hendaklah, mereka dengan rajin melaksanakan cinta kasih yang dinyatakan bagi dunia oleh Bapa yang telah memimpin kita, menebus kita serta akan menyelamatkan karena belas kasihan-Nya semata-mata (Art. 9c)

Dalam bagian ketiga dan Art. 9 AngOrReg membicarakan doa saudara saudari yang dipanggil Tuhan kepada hidup kontemplatif mengikuti Anggaran Dasar Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus.

Bagi saudara saudari yang hidup kontemplatif itu, klausura biara secara teologis selaras dengan ide tempat Sunyi, di mana Kristus memanggil para rasul untuk berdoa (Mrk 6:31). Klausura pertapaan mereka menjadi tempat pewahyuan dan keselamatan. Di sanalah mereka menghayati peristiwa keluaran dan misteri padang gurun. Berkenaan dengan itu, keheningan dalam klausura biara (pertapaan-padang gurun) amat penting.  Keheningan  itu  bukan  merupakan  keheningan  yang  mati dan menjemukan tetapi suatu keheningan yang membebaskan dan memuliakan, hingga mereka mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendengarkan sabda Allah dan pencarian kerajaan Allah.

Padang gurun biblis (lihat Hos 2:17; Yer 2:2 31:2-3) dan pertapaan Fransiskan secara hakiki merupakan tempat pewahyuan dan keselamatan. Klausura-pertapaan-padang gurun sebagai tempat pewahyuan menyediakan situasi yang kondusif demi terjadinya pembicaraan batiniah antara Allah yang berbicara dan manusia yang mendengar (lihat Luk 10: 38-42). Klausura-pertapaan-padang gurun sebagai tempat keselamatan pencarian kerajaan Allah dan kebenarannya, yakni kehendak Allah yang menyelamatkan (Mat 6:33).

Pengalaman akan klausura-pertapaan-padang gurun sebagai tempat pewahyuan, keselamatan, dan pembaruan batin, memerlukan karunia pertobatan. Karunia ini memungkinkan saudara dan saudari yang telah dipanggil Tuhan kepada hidup kontemplatif untuk memberi kesaksian dengan sukacita pembaktian mereka kepada Allah. Mereka merayakan kasih Bapa yang Maharahim kepada dunia karena karunia kehidupan (menciptakan), karunia iman akan Kristus (menebus), dan karunia pengharapan eskatologis (menyelamatkan) dengan nyanyian dan puji- pujian.

Rangkuman:

Doa  para  kontemplatif  yaitu  doa  keheningan  yang  dilakukan di tempat yang sunyi oleh mereka yang terpanggil untuk hidup kontemplatif (para rahib dan rukiah).

  • Doa Kosmik

Saudara-saudari bersama semua makhluk-Nya hendaklah memuji Tuhan, raja langit dan bumi. Hendaklah mereka mengucap syukur kepada-Nya karena dengan kehendak-Nya yang kudus dan melalui Putra-Nya yang tunggal bersama dengan Roh Kudus, Ia telah menciptakan segala sesuatu yang rohaniah dan jasmaniah, dan kita diciptakan-Nya menurut citra dan persamaan-Nya (Art. 10).

Doa kontemplatif yang berisikan pujian dan syukur terarah pada iman akan persaudaraan universal dimana  Kristus  sebagai  yang  sulung. Para saudara memandang dalam semua ciptaan kebijaksanaan dan kemahabaikan Allah. Mereka memandang setiap ciptaan sebagai saudara dan saudari yang mesti dikasihi dan dihormati. Karena itu, mereka mengundang semua makhluk ciptaan agar bersatu dalam menyanyikan dan mewartakan pujian kepada Allah Mahatinggi. ”Hendaknya mereka memuji Tuhan bersama semua makhluk-Nya dan mengucap  syukur  kepada-Nya  karena  Dia  telah  menciptakan  segala yang rohaniah dan jasmaniah.’’

Doa  persaudaraan  yang  terbuka  itulah  yang  disebut  doa  kosmik. Pengakuan akan kemuliaan universal Allah diungkapkan oleh saudara-saudari dan ucapan syukur, ”Hendaklah mereka mengucap syukur kepada Tuhan raja langit dan bumi” Kemurahan  hati  Allah mendorong saudara saudari untuk memuji Tuhan Allah dan mengucapkan syukur kepadanya dengan dan karena segenap ciptaan- Nya.

Motif terakhir doa kosmik adalah manusia. Saudara saudari memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya karena telah menjadikan manusia menurut rupa dan kesamaan Allah. ”Dia telah menjadikan kita serupa dan segambar dengan-Nya.” Karena diciptakan menurut gambar dan rupa Putra Allah baik tubuh dan jiwanya, manusia ditempatkan oleh Allah sendiri di bumi sebagai tanda kebesarannya. Tuhan ”raja langit dan bumi”. Kebesaran ini dikenangkan dan dimadahkan oleh saudara saudari. Dalam keserupaan dengan Allah, manusia dipanggil menjadi rekan sekerja Allah di atas bumi. Dalam arti itu pula, manusia mengakui kebesaran Tuhan. Untuk semua itu pula, saudara saudari dalam dan dengan doa memuji mengucapkan syukur kepada Allah.

Disarikan dari Buku Identitas Fransiskan

Pertanyaan panduan:

  1. Jelaskan macam doa Bapa Fransiskus Assisi dari bacaan di atas!
  2. Jelaskan pengertian doa menurut Anda!

Peneguhan

Semangat doa Bapa Fransiskus memberi gambaran kepada kita tentang doa dan kebaktian suci. Doa dapat dilaksanakan bersama dengan puasa dan sedekah, ketiga komponen itu membentuk satu kesatuan dan merupakan komponen yang esensial dari kesempurnaan atau kekudusan kristiani. Doa, puasa, dan sedekah adalah satu hal saja dan saling meneguhkan. Puasa adalah jiwa dari doa, sedekah adalah kehidupan dari puasa. Semangat doa Bapa Fransiskus dapat diuraikan menjadi doa kontemplatif yakni doa pujian dan syukur, doa liturgi pujian yakni doa ibadat harian, doa para kontemplatif yakni doa yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk berbakti kepada Allah setiap hari, dan doa kosmik yakni doa yang berisi pujian dan syukur terarah pada prospek kosmik, tidak hanya pada manusia tetapi juga pada makhluk ciptaan lainnya.

  • Refleksi

Buatlah catatan tentang pengalaman doa Anda. Apakah Anda berdoa hanya kalau memerlukan pertolongan Tuhan atau memang Anda  membutuhkan  untuk  bertemu  secara  khusus  dengan Tuhan? Bagaimana perasaan Anda sampai saat ini ketika melakukan doa maupun saat tidak melakukan doa? Berdasarkan itu semua buatlah niat-niat yang akan Anda wujudkan dalam kehidupan Anda berikutnya. Tuliskan di bawah ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *