Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Hidup Dalam Persaudaraan

Hidup Dalam Persaudaraan -

Dalam kehidupan saat ini, persaudaraan, baik antar umat manusia maupun dengan lingkungannya, sudah sangat menurun. Hal-hal yang sangat sederhana mudah sekali membuat persaudaraan hilang, bahkan menjadi permusuhan. Perbedaan yang ada di masyarakat, mulai dari suku, agama, adat istiadat, bahasa, warna kulit, rambut, bahkan hal-hal kecil atau beda pendapat, mudah sekali menimbulkan konflik. Perbedaan tidak lagi menjadi suatu kekayaan, tetapi pendorong berbagai kesalahpahaman yang mengarah pada pertengkaran. Jika mau menyadari, bukankah yang berbeda ini merupakan karya ciptaan Tuhan?

Persaudaraan merupakan nilai manusiawi dan kristiani yang amat penting. Persaudaraan juga nilai yang amat penting dalam hidup religius dan hidup Fransiskan. Persaudaraan Fransiskan adalah suatu persaudaraan yang menyembah, persaudaraan apostolis, dan persekutuan hidup dalam persaudaraan dari orang-orang yang telah percaya kepada Injil.

  1. Pengantar

Hidup dalam persaudaraan merupakan cita-cita yang hendak diwujudkan seluruh umat manusia. Hendaknya hidup persaudaraan itu ditentukan sedemikian rupa sehingga semua s  aling membantu untuk dapat memenuhi panggilan masing-masing. Dengan demikian, persaudaraan terhadap sesama dan alam ciptaan menjadi tanda persaudaraan kita dengan Kristus sendiri.

Bapa Fransiskus telah mengajarkan dan memberi teladan mengenai persaudaraan dengan sesama dan alam ciptaan. Persaudaraan dengan sesama ditunjukkan dengan sikap mau bersaudara dengan musuh, orang yang berkelakuan kasar, dan orang yang berkepercayaan lain. Persaudaraan Fransiskus juga menunjukkan keberpihakan pada saudara yang sakit, kecil, lemah, dan tersingkir.

Hidup dalam Persaudaraan

Persaudaraan merupakan suatu nilai manusiawi dan kristiani yang amat penting. Persaudaraan juga nilai yang amat penting dalam hidup religius dan hidup fransiskan. Sebab sesungguhnya Allah menghendaki agar semua manusia, yang diciptakan seturut gambar dan keserupaan dengan-Nya, dipanggil untuk membentuk suatu keluarga umat manusia dan memperlakukan satu sama lain dalam semangat persaudaraan.

Dalam kitab suci, ide tentang keluarga yang lebih menyingkapkan kebapaan universal Allah (Mat 23: 8-9) diungkapkan dengan istilah persekutuan, komunio, Gereja. Orang-orang yang mendengarkan sabda Allah dan mempraktikkannya, menjadi bagian dari keluarga rohani Kristus. Mereka disebut-Nya sebagai ibu, saudara dan saudari (Mat 12: 46-50, Mrk 3: 31-35, Luk 8: 19-21).

Persaudaraan adalah suatu cita-cita kehidupan yang hendak diwujudkan oleh semua tarekat hidup bakti. Persaudaraan sebagai idealismel hidup ini sudah muncul dalam anggaran dasar tua para rahib. Semangat persuadaraan ini diterima dalam Kitab Hukum Kanonik  (KHK) bagi semua tarekat religius dengan rumusan berikut, “Oleh hidup persaudaraan yang menjadi ciri masing-masing lembaga, semua anggota dipersatukan bagaikan dalam suatu keluarga.”

Hendaknya hidup persaudaraan itu ditentukan sedemikian rupa sehingga semua saling membantu untuk dapat memenuhi panggilan masing-masing. Dengan persatuan persaudaraan itu, yang berakar dan berdasar dalam cinta kasih, para anggota hendaknya menjadi gambar dari perdamaian menyeluruh dalam Kristus.

Dalam rangka memberi kesaksian tentang hidup persaudaraan kepada Gereja dan dunia oleh tarekat-tarekat hidup bakti, persaudaraan Fransiskan menanggung isi khusus sebagaimana Fransiskus telah melaksanakan dan mengajarkan dalam perjuangannya untuk menyerupai Kristus dan Injil. Persaudaraan itu mencakup hubungan dengan seluruh alam ciptaan. Itulah dimensi kosmis persaudaraan Fransiskan.

Tugas Fransiskus dan saudara-saudaranya adalah menyelaraskan kehidupan mereka dengan Kristus dan melaksanakan Injil. Persaudaraan Fransiskan secara hakiki meneruskan tugas ini dengan memberikan suatu kesaksian akan universalitas kebapaan Allah dan persaudaraan universal manusia kepada Gereja dan dunia. Persaudaraan ini terbuka kepada seluruh makluk ciptaan. Sebagai model idealnya adalah persaudaraan yang dihayati oleh Kristus dan para rasulnya (Mrk 3: 14-15). Unsur yang melengkapi dan esensial dari persaudaraan ini terdiri tiga hal: unsur penyembahan, apostolis, dan persekutuan. Persaudaraan Fransiskan adalah suatu persaudaraan yang menyembah, karena terdiri atas saudara-saudara yang dengan “perjanjian kasih” (profesi) membaktikan diri pada penyembahan Allah. Kasih kepada Allah merupakan semangat dasar untuk mengabdi kepada sesama manusia. Persaudaraan Fransiskan juga merupakan persaudaraan apostolis karena dikehendaki oleh Allah dan Gereja untuk melakukan pertobatan dan mewartakan kabar keselamatan kepada semua orang. Demikian pula, persaudaraan Fransiskan adalah persekutuan hidup dalam persaudaraan dari orang-orang yang telah percaya kepada Injil. Mereka tidak memilih sendiri, tetapi mau menerima kemurahan hati Allah Bapa, Kristus, Saudara yang sulung, dan persekutuan dengan Roh Kudus. Selebihnya mereka menerima suatu norma persekutuan (regola) karena mereka memiliki cita-cita hidup Fransiskus.

 (Sumber: buku Identitas Fransiskan)

Pertanyaan panduan:

  1. Apakah pengertian persaudaraan itu?
  2. Bagaimana tanda-tanda adanya persaudaraan dalam suatu relasi?
  3. Nilai-nilai persaudaraan apa saja yang kamu temukan dalam bacaan di atas?

Peneguhan

  1.  Persaudaraan berasal dari kata saudara yang berarti mempunyai hubungan dekat dengan kita. Persaudaraan terjadi karena hubungan darah, tetangga, teman sekolah, rekan kerja, teman bermain, dan sebagainya
  2.  Persaudaraan merupakan hubungan antara dua pribadi yang ditandai adanya sikap saling menghormati, saling mempercayai, saling menghargai, saling menyayangi, sehingga antara keduabelah pihak saling memenuhi dan menguatkan, dan tidak ada yang dirugikan.
  3. Persaudaraan merupakan suatu nilai manusiawi dan kristiani yang amat penting. Persaudaraan juga nilai yang amat penting dalam hidup religius dan hidup fransiskan. Persaudaraan Fransiskan adalah suatu persaudaraan yang menyembah, persaudaraan apostolis, dan persekutuan hidup dalam persaudaraan dari orang-orang yang telah percaya kepada Injil.

Refleksi

  • Buatlah catatan hasil temuan Anda, baik jawaban pertanyaan atau hal lain yang menarik.
  • Baca ulang cerita di atas di rumah dan temukanlah sebanyak mungkin hal-hal yang menarik atau nilai-nilai yang dapat Anda peroleh. Tambahkanlah dalam catatan Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *