Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Tujuh Akar Dosa

Tujuh Akar Dosa - Tidak jarang kita jatuh kembali ke dalam lembah dosa. Meskipun kita telah bertobat dan berusaha memperbaiki diri, tiba-tiba kita menyadari bahwa kita telah jatuh ke dalam dosa kembali. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya. Dalam pelajaran yang lalu telah kita melihat salah satunya adalah pintarnya setan dalam menggoda manusia untuk jatuh kembali ke dalam dosa. Sebagai penggoda setan dapat bertindak sebagai panglima perang, sebagai wanita ataupun sebagai buaya darat.

Faktor lain yang menghambat kita untuk bertobat adalah struktur dosa. Bagaikan pohon yang tidak akan mati bila hanya dipangkas dahan-dahannya saja, dosa harus diberantas sampai keakar-akarnya. Pohon yang dipangkas dahannya saja akan bersemi kembali dan bila dibiarkan cabangnya justru akan semakin banyak dan semakin rimbun. Agar mati pohon harus dipotong pada akar-akarnya. Demikian juga halnya dengan dosa. Untuk memberantasnya dari dalam diri kita, maka kita harus mampu mengalahkan akar-akar dosa yang bersemayam dalam diri kita. Akar-akar dosa antara lain; kesombongan (cinta diri/egoisme), iri hati, kemarahan, ketamakan (keserakahan/loba), nafsu badani (gelojoh), kikir (pelit), kemalasan yang sering disebut juga dengan 7 akar dosa.

  1. Pengantar

Dosa memiliki aspek menjalar. Dosa yang satu akan mengakibatkan dosa baru yang lain. Dalam cerita anak yang hilang, tampak bahwa dosa si Bungsu menyebabkan si Sulung pun jatuh ke dalam dosa. Si Sulung menjadi iri hati, marah, dan bertindak tidak adil terhadap adiknya yang bertobat. Dalam pertobatan, dosa harus diberantas sampai ke akar-akarnya.

Teks 1

Pertobatan Fransiskus

Mulai saat itu, Fransiskus Assisi menjalani kehidupan yang baru. Tidak ada lagi pesta pora mewarnai hidupnya. Sebaliknya, ia banyak melakukan matiraga dengan berpantang dan berpuasa. Tidak hanya ketika dalam keadaan sehat, bahkan di kala tubuhnya didera sakit pun, ia tetap berpuasa. Ia selalu mencari cara baru dalam berpantang dan berpuasa, seolah-olah ia baru memulainya. Tidak dibiarkannya tubuhnya menikmati kelezatan makanan dan minuman yang akan membuatnya lupa dengan derita Yesus yang tersalib. Tidak jarang dibiarkannya masakan tawar tanpa bumbu, bahkan pada kesempatan lain, ia menaburkan abu ke dalam makanan yang akan disantapnya. Dengan keras Fransiskus juga mengendalikan hawa nafsu seksnya. Ketika hasrat itu muncul, ia melepaskan bajunya dan berguling-guling di atas salju.

Sumber: buku Kisah Tiga Sahabat

Teks 2

Bacalah teks kitab suci berikut ini dan temukanlah maknanya.

Hawa Nafsu dan Persahabatan dengan Dunia

(Yak 4: 1-6)

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh. Kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” tetapi kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepada kita lebih besar daripada itu. Karena Ia katakan, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

  • Diskusi Kelompok

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap kelompok 3-5 orang.  Sebagai bahan diskusi, kelompok diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan. Ada anggota kelompok yang diberi tugas mencatat hasil diskusi untuk laporan atau presentasi. Beri tahu berapa lama waktu untuk berdiskusi.

Pertanyaan panduan:

  1. Dari kisah Fransiskus di atas niali-nilai apakah  yang kita peroleh?
  2. Dari bacaan di atas nilai-nilai apakah yang kita peroleh?
  3. Dari 7 akar dosa, urutkanlah mana yang paling lemah dalam diri anda dan paling mudah menyebabkan Anda jatuh ke dalam dosa!
  4. Bagaimanakah sikap Fransiskus dalam menghadapi godaan setan?

Peneguhan

Dosa akan berkembang menjadi semakin besar, berkembang dari akarnya. Tujuh akar dosa antara lain:

  • Egoisme/cinta diri akan melahirkan kesombongan, kurang menghargai sesama, tindak kekerasan hingga pembunuhan.
  • iri hati akan berkembang menjadi menginginkan milik orang lain hingga mencuri, memfitnah, menghakimi dll
  • Kikir akan menyebabkan orang acuh terhadap penderitaan sesama
  • Kemalasan akan menyebabkan orang jadi terhambat dalam berbuat baik
  • kemarahan akan menyebabkan orang kehilangan kendali dan melakukan tindak kekerasan hingga pembunuhan
  • nafsu badani/ gelojoh : menyebabkan orang hanya mementingkan nafsu duniawi dan kurang memperhatikan kehidupan rohaninya.
  • Keserakahan akan menyebabkan orang hanya memperkaya diri sendiri dan mengorbankan sesame
  • Refleksi

Guru meminta siswa untuk membuat  catatan pribadi, antara lain dengan menjawab pertanyaan berikut  di buku catatan siswa.

  • Dari 7 akar dosa, urutkanlah mana yang paling lemah dalam diri anda dan paling mudah menyebabkan anda jatuh kedalam dosa!
  • Bacalah kembali Kisah pertobatan Fransiskus, temukan bagaimana Fransiskus menghadapi godaan dari setan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *