Semangat Matiraga Dan Ugahari - Kebutuhan manusia akan barang cenderung bertambah terus, baik dari sisi jenis maupun jumlahnya. Semakin lama kecenderungan itu semakin kuat, seiring banyaknya tawaran di sekitar kita. Perkembangan teknologi dengan berbagai produk terapannya menawarkan berbagai pilihan setiap saat. Dalam situasi ini, teknologi dapat menjadi candu yang tak mudah lepas dari hidup kita. Mari kita belajar untuk menahan diri dari setiap godaan agar tidak terjebak dalam hal-hal duniawi dan gaya hidup mewah.
- Pengantar
Sekarang ini hampir setiap orang mempunyai telepon seluler atau ponsel. Harganya yang relatif terjangkau menjadikan ponsel dapat dinikmati berbagai kalangan, bahkan banyak orang yang mempunyai ponsel lebih dari satu. Ada juga yang setiap kali berganti ponsel mengikuti model terbaru.
Apakah kita sudah bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan? Pada prinsipnya ponsel adalah alat komunikasi, tetapi sekarang sudah bergeser menjadi aksesori gaya hidup manusia zaman sekarang. Kita diajak untuk menyikapi teknologi dengan bijak.
Teknologi Telah Menjadi Candu
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapannya saat ini sedemikian pesatnya. Hampir setiap saat muncul produk baru yang bukan lagi memudahkan hidup manusia, tetapi sudah memanjakannya. Perkembangan teknologi membuat orang semakin sulit membedakan antara barang yang dibutuhkan dan barang yang diinginkan. Ibarat candu yang dapat menyebabkan pemakainya menjadi ketagihan, bahkan sampai pada ketergantungan. Demikian juga halnya dengan teknologi, misalnya ponsel atau telepon seluler.
Ponsel adalah salah satu produk teknologi yang awalnya berfungsi sebagai alat komunikasi jarak jauh. Tentu saja piranti ini sangat membantu kehidupan manusia. Komunikasi antarkota, antarpulau, atau bahkan antarnegara dapat dilakukan dengan sangat cepat. Dalam hitungan detik, kita sudah dapat berkomunikasi dengan orang lain di tempat berbeda. Kita dapat menghemat waktu dan biaya.
Dahulu baru ada telepon rumah. Semakin lama telepon rumah dianggap kurang dinamis, seiring dengan dinamika manusia yang semakin sering bepergian dalam pekerjaannya. Maka, diciptakanlah telepon seluler yang dapat dibawa ke mana-mana. Ponsel seolah menjadi jawaban atas kebutuhan kerja manusia.
Awalnya ponsel hanya dapat digunakan untuk menelepon dan pulsanya juga mahal sehingga hanya dinikmati kalangan berduit saja. Maka, dibuatlah ponsel dengan layar sehingga bisa untuk mengirim pesan singkat (SMS). Pesan lewat SMS jauh lebih murah, meskipun kadang sulit untuk mengungkapkan isi hati dengan kata-kata, apalagi lewat pesan singkat. Dengan satu gambar bisa berjuta makna, demikian bunyi iklannya. Menulis pesan singkat ternyata kurang dapat mewakili apa yang ingin disampaikan, maka dibuatlah ponsel yang memiliki fasilitas pengiriman gambar (MMS). Untuk melengkapi gambar yang dikirim, maka ponsel dilengkapi dengan kamera. Dengan demikian, kita dapat mengambil gambar sesuai keinginan kita dengan cepat. Gambar dapat dicetak atau langsung dikirimkan kepada orang yang kita maksud. Ternyata, ini pun belum cukup, maka muncullah ponsel yang bisa merekam video. Saat ini kita dapat bertelepon ria sambil memandang lawan bicara kita. Komunikasi menjadi semakin lancar karena ekspresi waktu mengucapkan dapat kita lihat langsung.
Dari sisi suara pun, ponsel berkembang dengan aneka tawaran. Mula-mula hanya bernada tunggal yang masih sangat sederhana, kemudian dikembangkan menjadi poliphonic yang lebih enak didengar. Irama yang tadinya sangat terbatas sekarang sudah dilengkapi dengan beberapa lagu populer sebagai nada tunggu yang dapat diganti-ganti setiap saat. Sekarang ponsel bahkan sudah memiliki fasilitas bak komputer, lengkap dengan akses internet.
Demikianlah produk teknologi berupa ponsel dapat menjadi contoh teknologi yang seakan memiliki tangan-tangan bak gurita yang siap mencengkeram hidup kita. Setiap saat kita dimanjakan dengan tawaran-tawaran yang sangat menggiurkan dan mengusik keinginan kita. Kita akan selalu tergoda untuk mengganti ponsel agar tidak ketinggalan zaman. Saat ini semua orang tanpa pandang bulu sudah berponsel ria, baik yang murah maupun mahal, tunai atau pun kredit, baru atau pun bekas. Soal pulsa bisa diatur, ada yang sepuluh ribuan, bahkan lima ribuan. Tidak peduli berapa pun penghasilan Anda, pokoknya bisa berponsel ria. Berawal dari sinilah budaya konsumerisme mulai dibangun.
(Sumber: buku Ibu Magdalena Daemen dan Kongregasinya dalam Sebuah Refleksi)
- Setujukah Anda dengan pernyataan bahwa teknologi dapat menjadi candu bagi manusia? Berilah alasannya.
- Apakah selama ini Anda tertarik untuk selalu memiliki ponsel seri terbaru? Mengapa?
- Bagaimanakah cara menanggapi perkembangan teknologi secara bijaksana?
Peneguhan
Perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya membuat kita terjebak dalam perlombaan memiliki teknologi dan hasil–hasil penerapannya. Teknologi dengan berbagai penerapannya dicari orang bukan lagi atas dasar manfaat tetapi sebagai ajang meningkatkan gengsi si pemakainya. Begitu getolnya orang berlomba–lomba memiliki produk teknologi ini hinga muncul akibat antara lain :
- Teknologi menjadi candu bagi kita
- Kebutuhan manusia terus meningkat baik jumlah maupun jenisnya
- Kita hidup dalam target – target yang kita buat sendiri
- Kita terbelenggu dalam hidup penuh rencana
Beberapa point penting yang Ibu Magdalena Daemen ingatkan antara lain :
- Menjadi miskin bukan berarti menjadi benalu
- Semangat kemiskinan suci akan membawa kita pada kehidupan lepas bebas
- Tidak terjebak dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup
- Refleksi
Setelah membaca dan berdiskusi, gagasan apa yang muncul pada Anda? Tulislah hal-hal yang ingin Anda lakukan sehubungan dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat?