Pertobatan Mendamaikan Dan Memperbaiki - Dewasa ini orang membuat pagar tembok tinggi di sekitar rumahnya, dengan pintu pagar yang kokoh, bahkan tak jarang ditambah kawat berduri atau pecahan kaca. Semua itu dilakukan dengan pertimbangan keamanan dan privasi para penghuninya. Akibatnya, mereka menjadi terisolir dari lingkungannya. Tembok pengaman itu ternyata juga menjadi pemisah atau penghalang bagi para penghuni dengan tetangganya. Tembok pagar pengaman itu juga telah menjadi penghambat bagi para penghuninya untuk berbuat baik. Mereka tidak pernah kontak dengan para pengemis yang membutuhkan pertolongan.
Egoisme, kesombongan, dan keserakahan yang termasuk akar dosa pun dapat menjadi penghalang dalam kontak atau komunikasi kita dengan sesama. Setiap perbuatan manusia, baik atau jahat, selalu mempunyai dua segi, yaitu berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Saat manusia jatuh ke dalam dosa, ia telah merusak hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya. Tobat akan memulihkan hubungannya dengan Tuhan dan sesama. Tuhanlah yang selalu mendahului menjalin hubungan itu, maka tobat berarti suatu uluran tangan Tuhan atau rahmat Tuhan sendiri. Saat berahmat ini harus segera ditanggapi manusia agar tidak cepat berlalu dan sia-sia.
Demikianlah yang juga terjadi dengan Fransiskus muda. Perasaan jijik, mual setiap menghadapi penderita kusta menghalanginya untuk berbuat baik terhadap mereka. Penderita kusta pada jaman itu dianggap rendah, dan tidak berhak berbaur dengan masyarakat. Pertobatan Fransiskus yang ditandai dengan mencium tangan penderita kusta mengandung pengertian mengangkat kembali harkat kemanusiaan penderita kusta. Fransiskus memberikan penghormatan dan mengembalikan harga diri mereka untuk menjadi sesamanya. Dan mulai saat itu berubahlah sudut pandang, hati, pikiran dan tindakan Santo Fransiskus terhadap orang kusta.
- Pengantar
Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.” Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka cita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk. 15: 20-32)
Dalam kutipan Injil di atas, pertobatan si anak bungsu menyebabkan hubungan dengan bapanya baik kembali. Demikian pula pertobatan Fransiskus, yang ditandai dengan mencium tangan penderita kusta, mengandung pengertian mengangkat kembali harkat kemanusiaan penderita kusta. Fransiskus memberikan penghormatan dan mengembalikan harga diri mereka untuk menjadi sesamanya.
Kisah Pertobatan Fransiskus
Pada suatu hari, tengah ia berdoa dengan hangat kepada Tuhan, ia mendapat jawaban, “Hai Fransiskus, jika engkau ingin mengetahui kehendak-Ku, haruslah kau benci dan kau pandang rendah apa yang selama ini kau kagumi dan kau ingini. Begitu engkau mulai melakukan itu, maka segala apa yang tadinya manis rasanya dan menyenangkan bagimu akan menjadi pahit dan tak tertahan; dan sebaliknya, hal-hal yang tadinya membuat engkau menggigil akan mendatangkan kemanisan besar kepadamu dan memuaskan hatimu.”
Mendengar itu, Fransiskus merasa terhibur. Ia menjadi berani menunjukkan pertobatannya. Pada suatu hari, ketika ia berkuda di dekat Assisi, dijumpainya orang kusta. Ia selalu merasa ngeri terhadap penderita kusta, tetapi berusaha sekuat-kuatnya mengatasi rasa jijik yang dirasakannya. Lalu ia turun dari kudanya dan sambil memberikan uang kepada orang kusta itu, ia mencium tangannya. Orang kusta itu memberikan peluk damai kepadanya. Kemudian Fransiskus menaiki kudanya dan meneruskan perjalanannya.

Beberapa hari kemudian, ia membawa sejumlah uang ke rumah sakit kusta dan mengumpulkan semua penghuni rumah sakit, lalu mereka diberinya derma dan masing-masing dicium tangannya. Dahulu ia tidak sanggup menyentuh atau bahkan melihat orang-orang kusta, tetapi ketika meninggalkan mereka hari itu, maka apa yang tadinya menjijikkan baginya sudah berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Sejak hari itu, ia mulai menjadi sahabat bagi orang-orang kusta. Ia hidup bersama-sama dengan mereka dan melayani mereka dengan penuh kasih sayang.
Setiap habis mengunjungi orang kusta, Fransiskus berubah menjadi lebih baik. Dengan mengajak seorang kawan karib dari Assisi yang sebaya dengannya, ia biasa mencari tempat yang jauh dan sunyi, sambil menceritakan kepada kawannya bahwa ia telah menemukan harta yang besar. Ini menyenangkan hati kawannya itu, yang dengan senang hati mengikuti Fransiskus bilamana ia memanggilnya. Mereka berulang kali pergi ke gua dekat Assisi, dan sementara temannya yang gandrung akan harta itu tinggal di luar, Fransiskus masuk ke dalam seorang diri. Ia berdoa kepada Tuhan, Bapanya. Kepada-Nya ia mohon ditunjukkan agar ia dapat menemukan harta surgawi itu.
(Sumber: buku Kisah Tiga Sahabat, Pasal IV
- Temukanlah contoh dalam cerita itu yang menunjukkan bahwa dosa menghambat hubungan manusia dengan Tuhan.
- Temukanlah contoh dalam cerita itu yang menunjukkan bahwa dosa menghambat hubungan manusia dengan sesama.
- Temukanlah contoh dalam cerita itu yang menunjukkan pertobatan mendamaikan manusia dengan Tuhan.
- Temukanlah contoh dalam peristiwa itu yang menunjukkan pertobatan mendamaikan manusia dengan sesama.
Peneguhan:
- Contoh dalam cerita itu yang menunjukkan bahwa dosa menghambat hubungan manusia dengan Tuhan sebelum bertobat Fransiskus hidup dalam pesta pora dan mengejar ketenaran dengan mengabaikan kehidupan rohaninya.
- Contoh dalam cerita itu yang menunjukkan bahwa dosa menghambat hubungan manusia dengan sesama pada mulanya Fransiskus merasa jijik dengan penderita kusta sehingga tidak mau berhubungan secara langsung
- Contoh dalam cerita itu yang menunjukkan pertobatan mendamaikan manusia dengan Tuhan adalah Fransiskus semakin rajin berdoa kepada Tuhan.
- Contoh dalam peristiwa itu yang menunjukkan pertobatan mendamaikan manusia dengan sesama adalah Fransiskus sekarang bergaul, membantu, dan hidup bersama dengan para penderita kusta.
- Refleksi
Setelah mengenal sejarah hidup Bapa fransiskus Assisi dan berdiskusi, siswa diminta untuk merenungkan nilai-nilai apa yang didapat dalam pelajaran ini. mereka diminta merumuskan dan menuliskan gagasan-gagasan yang muncul yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari pada buku siswa.