Sebagai mahkluk sosial manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Dalam berinteraksi dengan orang lain tentu membutuhkan kemampuan tertentu karena setiap pribadi diciptakan secara unik dan khas. Tidak ada satu manusiapun yang memiliki sifat yang sama. Dididik dalam keluarga yang berbeda, dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak sama pula. Maka tidak aneh kalau kemudian muncul konflik. Melalui tema persaudaraan sejati ini, siswa diajak untuk belajar bagaimana membangun persaudaraan sejati sebagai dasar dalam membangun relasi yang baik. Tema ini akan kita bagi menjadi 5 pokok bahasan yaitu: Pengertian Persaudaraan Sejati, Penghargaan Terhadap Sesama Sebagai Dasar Membangun Persaudaraan Sejati, Kepedulian Terhadap Sesama Sebagai Dasar Membangun Persaudaraan Sejati, Kerendahan Hati Sebagai Dasar dalam Membangun Persaudaraan Sejati, dan ditutup dengan pokok bahasan Penerapan Persaudaraan Sejati.
Pokok Bahasan 1: Pengertian Persaudaraan Sejati
Salah satu realitas kehidupan manusia sebagai makhluk sosial adalah pergaulan dengan orang lain. Siapakah yang tidak membutuhkan orang lain? Namun, orang lain pula yang menyebabkan kita kadang merasa sakit hati, jengkel, marah, dan sebagainya. Bagaimanakah seharusnya bergaul dengan orang lain agar harmonis, selaras, dan serasi? Melalui pelajaran rohani tentang cinta persaudaraan Ibu Magdalena Daemen, kita akan belajar membangun persaudaraan sejati.

Pokok Bahasan 2: Penghargaan Terhadap Sesama Sebagai Dasar Membangun Persaudaraan Sejati
Semua wajah yang ada di dunia ini adalah cermin wajah kita sendiri. Wajah bagaimanakah yang tampak pada orang-orang yang Anda jumpai? Salah satu pendukung terbentuknya persaudaraan sejati adalah penghargaan satu sama lain. Pada dasarnya, penghargaan yang kita terima sama dengan yang kita berikan. Kita akan belajar dari ibu Magdalena Daemen dalam hal menghargai sesama. Setiap pribadi adalah anugerah dari Allah untuk menemani perjalanan salib kita. Inilah yang akan kita renungkan dari teks kisah bergabungnya tiga teman baru.
Pokok Bahasan 3: Kepedulian Terhadap Sesama Sebagai Dasar Membangun Persaudaraan Sejati
Persaudaraan sejati akan terwujud ketika kita saling memperhatikan, mendukung, mendoakan, dan meneguhkan dalam menghadapi setiap persoalan. Mudah berteman dalam suasana gembira, tetapi akan berbeda saat terjadi kesulitan dan tantangan. Kepedulian kita kepada teman yang menderita merupakan keutamaan yang layak dikembangkan. Ibu Magdalena Daemen sangat memperhatikan sesamanya sebagai wujud cintanya. Tuhan berkenan dan memberinya rahmat untuk dapat mengetahui setiap rahasia hati teman-temannya, meskipun belum terungkap.
Pokok Bahasan 4: Kerendahan Hati Sebagai Dasar dalam Membangun Persaudaraan Sejati
Persaudaraan sejati juga membutuhkan kerendahan hati untuk mengakui kelebihan orang lain. Kerendahan hati tidak mementingkan diri sendiri. Magdalena Daemen menunjukkan keutamaannya dalam menerima pergantian kepemimpinan.
Pokok Bahasan 5: Penerapan Persaudaraan Sejati
Teori tanpa praktik berarti omong kosong. Banyak orang pandai bicara, termasuk bicara tentang hal-hal yang baik, tetapi hanya sebatas omongan. Praktiknya, nol. Ada juga yang mengistilahkan “NATO” alias No Action Talk Only. Maka, kita akan membuat program kegiatan untuk mengaplikasikan nilai persaudaraan yang sudah diperoleh.