PEMIKIRAN DASAR
Hidup adalah perubahan, begitu semboyan salah seorang tokoh yang sering kita dengar saat ini. Hanya orang yang tidak takut perubahan yang akan maju. Demikian juga halnya dengan para suster OSF di Indonesia. Melihat realita yang ada dan melihat kebutuhan masyarakat sekitar, para suster mengembangkan karya mereka.
Memang benar, kedatangan para Suster di Indonesia pertama kali bertujuan untuk mendidik dan memelihara anak-anak yatim piatu. Sejalan dengan perubahan waktu, para suster tidak lagi hanya mengelola rumah yatim piatu. Jumlah anak yatim piatu semakin menurun. Mereka diambil oleh orang tuanya. Maka, tugas para suster lalu diarahkan ke dunia pendidikan, kesehatan, dan sosial. Untuk menangani dunia pendidikan, para suster mulai membuka sekolah-sekolah, seperti TK, SD, SMP, SKP, dan SKKA.
Perkembangan Karya Suster-Suster OSF di Indonesia
Perkembangan karya suster-suster OSF di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan biara-biara berikut ini.
- Gedangan, Semarang
Gedangan menjadi pusat segala kegiatan rohani dan jasmani para suster sebelum memulai karya baru mereka di berbagai tempat di seluruh pelosok Indonesia. Gedanganlah saksi sejarah tarekat OSF provinsi Indonesia. Pada 14 Pebruari 1870, para suster secara resmi mulai bekerja di panti asuhan. Mereka ingin membaktikan diri bagi anak-anak yatim piatu yang terlantar.
Pada 1871, para suster mulai membuka sekolah formal, kursus kewanitaan, kursus kesehatan, membuat lingkungan bersih, rapi, dan teratur. Hingga saat ini, karya yang ada di Gedangan adalah karya pendidikan, pastoral, dan sosial.
- Yogyakarta
Pada 1 April 1902, para suster memulai karya pelayanan mereka, seperti: sekolah Frobel dengan 12 murid dan 18 anak putri untuk belajar jahit menjahit dan pekerjaan tangan. Sampai sekarang karya yang ada adalah karya pendidikan dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA.
- Bangkong, Semarang
Pada 3 Januari 1908, dibukalah sebuah sekolah Frobel dengan jumlah murid 15 anak. Pada 6 Juni 1908, enam gadis pertama masuk asrama yang berasal dari Tegal, Magelang, Kudus, dan Yogyakarta. Dalam perjalanan tahun, juga ada kursus untuk pendidikan calon guru, bahasa, dan melukis. Sampai sekarang karya yang ada di Bangkong adalah karya kesehatan (poliklinik) dan pendidikan dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.
- Ambarawa
Para suster mulai berkarya di Ambarawa pada tahun 1924 dengan mendirikan Normalschool putri. Normalschool putri yang bernama ”Maria School” adalah sekolah guru untuk ”Sekolah Rakyat” dengan sekolah latihan dan asrama, dibuka pada tahun itu juga. Para suster di Ambarawa juga memulai karya rumah sakit pada tahun 1936. Menanggapi gerak zaman, pada tahun 1986 para suster membuka rumah retret yang diberi nama ”Sasana Santa Maria Pangesthi Wening”. Karya yang ada sampai sekarang adalah Rumah Retret, poliklinik, dan karya pendidikan TK, SD, dan SMP.
Karya dan pengabdian para suster dimulai pada tanggal 1 Juli 1925. Karya pertama adalah dengan mendirikan HIS (SD berbahasa Belanda) untuk putra dan putri. Hingga saat ini karya yang ada adalah karya pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA.
- Muntilan
Tanggal 12 Agustus 1926 para suster hadir di Muntilan dengan membuka rumah sakit. Pelayanan para suster meluas ke bidang pendidikan. Pada tanggal 1 Juli 1933 dibuka HCS (sekolah Chinese School) untuk anak-anak Tionghoa berbahasa Belanda. Tahun 1981 para suster memulai bentuk pelayanan baru yaitu dengan membuka rumah retret dengan nama ”Wisma Fransiskus”. Sampai tahun 2007 ini karya yang ada adalah rumah retret dan pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA.
- Candi, Semarang
Pada tanggal 18 Oktober 1927 rumah sakit Santa Elisabeth dibuka secara resmi dengan daya tampung 50 tempat tidur. Karya ini berlangsung sampai sekarang sebagai rumah sakit yang besar, dilengkapi dengan ”pastoral care” dan Akademi Keperawatan.
- Salatiga
Karya Suster pertama di Salatiga tahun 1928 dengan membuka Frobel. Karya yang ada sampai saat ini adalah pendidikan TK, SD dan SMP.
- Boro
Tanggal 15 Desember 1930 merupakan hari berdirinya biara dan rumah sakit ”St. Yusup” Boro. Sekolah pertama dibuka pada tanggal 18 Pebruari 1932. Sekolah ini bubar pada waktu pendudukan Jepang. Sesudah perang, sekolah-sekolah yang ditutup itu diambil alih oleh pemerintah. Di samping itu, dibuka juga panti asuhan bagi anak-anak. Kemudian pada tahun 1934 diresmikan panti asuhan yang bernama ”Brayat Pinuji” Karya yang ada sampai sekarang adalah karya kesehatan (rumah sakit), karya sosial (panti asuhan, panti jompo), karya pendidikan TK dan SD.
- Poncol, Semarang
Pada tanggal 1 Juli 1929 para suster memulai karya pendidikan Frobel (sekarang TK Kanak-Kanak Yesus) dan Lagere School (SD Regina Pacis). Sampai sekarang karya yang ada adalah karya pendidikan dari TK, SD, SMP dan ASM. Pada tahun 2002 karya pendidikan berkembang ke Bumi Semarang Baru Mijen di tingkat TK dan SD.
- Matraman, Jakarta
Pada tanggal 22 Juli 1955, secara resmi suster Ursulin menyerahkan biara dan segala karyanya kepadasuster-suster OSF Kemudian tanggal 1 Agustus 1955 para suster mulai mengelola biara dan karya yang terdiri dari SMP, SR, Concordate School (SD berbahasa Belanda) dan Frobelschool. Dua hari kemudian dimulai asrama mahasiswi. Sampai sekarang karya yang ada adalah karya pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA. Selain itu juga ada karya pastoral dalam bentuk bimbingan rohani dengan nama ”Samadi Emaus”
- Palasari, Bali
Pada tahun 1956 para suster mulai berkarya di Palasari dengan menangani karya kesehatan dan pendidikan milik Keuskupan (Yayasan Swastiastu). Karya yang masih ada sampai sekarang adalah karya sosial (panti asuhan).
- Tuka, Bali
Tanggal 8 Desember 1959 biara diberkati dan para suster memulai karya pelayanan di SR dan poliklinik. Tahun 1981 para suster membuka sebuah asrama panti asuhan. Karya yang ada sampai sekarang adalah karya sosial (panti asuhan).
- Tanjung Priok, Jakarta
Tahun 1960 para suster memulai karya di Tanjung Priok dengan membuka sebuah klinik yang diberkati tanggal 22 Pebruari 1960. Dalam perkembangannya pada tanggal 1 Agustus 1964 dibuka SD dan TK. Karya yang ada sekarang adalah karya kesehatan (poliklinik, rumah sakit bersalin), dan karya pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA.
- Denpasar, Bali
Pada tahun 1964 para suster masuk ke Denpasar dan memulai karya baru mengajar di Yayasan Swastiastu milik keuskupan. Sampai sekarang para suster menangani karya sosial (asrama), karya pendidikan TK dan SD milik Yayasan Swatiastu.
- Bukittinggi, Sumatra
Januari 1969 para suster hadir di Bukittinggi dengan karya pendidikan TK, SD, SMP, SGTK , Poliklinik dan Klinik Bersalin milik Yayasan Prayoga. Karya yang masih ada sampai sekarang adalah karya kesehatan yaitu Poliklinik dan Klinik Bersalin.
- Payakumbuh, Sumatra
Pada tanggal 17 Desember 1971 para suster hadir di Payakumbuh dengan mengelola karya pendidikan TK, SD, SMP milik Yayasan Prayoga. Karya ini dilanjutkan sampai sekarang.
- Detusoko, Flores
Tahun 1979 para suster hadir di Detusoko dengan menangani karya pendidikan TK dan SMP. Sampai sekarang karya yang ada adalah rumat retret, panti asuhan dan karya pendidikan SD dan SMP.
- Negara, Bali
Pada tahun 1975 para suster mulai menangani karya pendidikan. Karya yang ada sampai sekarang adalah karya kesehatan (Balai Pengobatan) dan karya pendidikan TK, SD, SMK.
- Bener, Yogyakarta
Karya para suster di Bener dimulai pada tahun 1982 dengan dibukanya LPK Santa Maria yang kemudian berkembang menjadi ASMI Santa Maria Yogyakarta Karya ini berkembang sampai sekarang dengan dilengkapi asrama mahasiswa.
- Brayat Minulyo, Surakarta
Tahun 1986 para suster mulai menangani karya kesehatan dengan mengambil alih rumah sakit dari suster-suster BKK. Karya kesehatan ini terus berkembang sampai sekarang, dilengkapi dengan pastoral care dan asrama perawat.
- Bawen
Untuk memenuhi tuntutan pemerintah tentang SPG tipe C, maka pada tanggal 21 Pebruari 1986 SPG Ambarawa dipindahkan ke Bawen. Saat inilah para suster mulai karyanya di Bawen. Dalam perkembangannya sesuai dengan aturan pemerintah, SPG Virgo Fidelis beralih fungsi menjadi SMA pada tanggal 4 Juni 1991. Sampai sekarang karya yang ada adalah karya pendidikan dari TK, SD, SMA dan PGSD.
- Sorong, Papua
Pada awalnya para suster berkarya di bidang kesehatan (poliklinik) dan asrama. Karya yang ada sampai sekarang adalah karya kesehatan.
- Ayawasi, Papua
Pada awalnya para suster berkarya di bidang kesehatan (poliklinik dan Klinik Bersalin). Karya yang ada sampai sekarang adalah karya kesehatan.
- Fak Fak, Papua
Kedatangan suster-suster OSF ke Fak Fak adalah untk meneruskan karya yang telah dirintis oleh para suster CPS. Tugas utama mereka adalah mengelola sekolah, asrama dan keuangan keuskupan yang kesemuanya adalah milik Keuskupan Sorong. Karya yang ada sekarang adalah karya sosial (asrama) dan karya pendidikan (SMA).
- Manufui, Timor
Pada awalnya tugas pelayanan para suster di Manufui adalah mengelola asrama dan karya pastoral serta mengajar agama di sekolah-seklah negeri dan swasta. Sampai sekarang karya yang ada adalah karya sosial (SLB)
- Dili, Timor Timur
Suster OSF hadir di Dili dalam karya kesehatan (Balai Pengobatan). Sampai sekarang para suster bekerja keras untuk membantu mereka dalam bidang kesehatan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Bedono
Pada tahun 1990 SMA Sanjaya Bedono menawarkan sekolahnya untuk dikelola oleh Yayasan Marsudirini. Maka pada tahun ajaran 1991, Yayasan Marsudirini mengambil alih SMA tersebut dengan memberi nama baru yakni SMA Sedes Sapientiae Bedono. Dalam perkembanngannya sampai sekarang, sekolah ini dilengkapi dengan asrama.
- Bekasi
Suster OSF berkarya di mulai tahun 1994. Karya pendidikan yang ada di Bekasi adalah TK, SD, SMP dan SMA. Dalam perkembangannya para Suster tidak hanya menangani bidang pendidikan tetapi juga bidang kesehatan.
- Perawang, Sumatera
Suster OSF hadir di Perawang dengan karya pendidikan TK dan SD, yang dimulai pada tahun 2001.
- Kahuripan, Bogor
Karya pendididkan di Telaga Kahuripan Bogor dimulai pada tahun 2001. Di Telaga Kahuripan Bogor para Suster melayani pendidikan tingkat TK, SD, SMP dan SMA.