Pengertian Persaudaraan Sejati - Salah satu realitas kehidupan manusia sebagai makhluk sosial adalah pergaulan dengan orang lain. Siapakah yang tidak membutuhkan orang lain? Pasti semua merasakan pentingnya pergaulan dengan orang lain. Namun di sisi lain, orang lain pula yang menyebabkan kita sering merasa sakit hati, jengkel, marah dsb. Bagaimanakah seharusnya pergaulan dengan orang lain tersebut agar harmonis, selaras dan serasi? Jadikanlah pergaulan dengan orang lain tersebut sebagai persaudaraan.
Persaudaraan berasal dari kata saudara yang berarti orang lain yang mempunyai hubungan dekat dengan kita. Saudara tersebut terjadi terlebih karena hubungan darah, hubungan kerja, tetangga dekat dsb. Kita ingin membangun persaudaran yang sejati. Kata sejati menunjukkan kualitas dari sesuatu. Persaudaraan sejati berarti persaudaraan yang sesungguhnya. Persaudaraan yang baik. Persaudaraan yang tidak sejati adalah persaudaraan yang tidak sesungguhnya karena persaudaraan tersebut mungkin diukur dengan materi yang menguntungkan bagiku.
Bagaimana pula persaudaraan yang mau dibangun oleh Marsudirini? Persaudaraan Marsudirini tidak lain adalah persaudaraan yang dibangun oleh Ibu Magdalena Daemen. Kita akan belajar persaudaraan yang dibangun oleh Ibu Magdalena Daemen.
Melalui pelajaran ini kita akan belajar bagaimana persaudaraan sejati yang harus kita bangun. Apa dan bagaimana persaudaraan sejati menurut Ibu Magdalena Daemen?
Cinta Persaudaraan
“Anak-anakku, hendaklah kamu saling mencintai karena dengan demikian orang akan mengetahui bahwa kamu adalah murid-muridku, demikianlah sabda Mempelai Ilahi sesaat sebelum ia wafat penuh kesengsaraan demi cinta kepada kita,” kata Ibu Magdalena.
Maka, bukankah ini merupakan suatu kewajiban suci bagi pengantin putri-Nya untuk mengasihi sesama susternya dengan mesra? Penuh kesadaran akan kasih sayang ini, ia hendaklah mengadili semua perbuatan sesama susternya dengan lembut, menanggung segala kesukaran, bertindak hati-hati, dan ramah. Dijiwai oleh kasih sayang ini, hendaknya ia menutupi kelemahan serta kekurangan para suster sesamanya, seolah-olah dengan sehelai selubung. Cinta sejati ikut merasakan kebahagiaan dan kemalangan orang lain. Seseorang yang dijiwai oleh kasih sayang ini bergembira atas kebaikan yang dilakukan oleh orang lain dan berdoa bagi kesejahteraan mereka, baik duniawi maupun rohani. Semangat cinta kasih sejati sungguh-sungguh merupakan suatu firdaus. Sebaliknya, kalau ada yang bersikap acuh tak acuh dan tanpa cinta kasih, maka firdaus di dunia ini menjadi neraka. Oleh sebab itu, para suster yang terkasih, marilah kita berlaku sebagai pengantin sejati dari Sang Mempelai Ilahi yang sebagai wasiat meninggalkan kepada kita hukum-Nya: “Cintailah Sesamamu”.
(Dikutip dari “Bunga dari Taman Ibu Magdalena” hal. 7-8 atau buku “Taman Bunga Santo Fransiskus” hal. 54).
Peneguhan
- Teks yang perlu kita renungkan bersama:
“Anak-anakku, hendaklah kamu saling mencintai karena dengan demikian orang akan mengetahui bahwa kamu adalah murid-muridku, demikianlah sabda Mempelai Ilahi sesaat sebelum ia wafat penuh kesengsaraan demi cinta kepada kita.” kata Ibu Magdalena.
Bentuk/ciri-ciri persaudaraan yang disampaikan Ibu Magdalena Daemen:
- Magdalena menerima anggota baru dengan penuh perhatian
- menyediakan diri dengan sepenuh hati
- mengorbankan diri seluruh hidupnya untuk memperhatikan orang lain
- Kegembiraan yang polos dalam mencintai Allah dan sesama
- Memberikan sapaan dengan penuh kegembiraan
- Menyimpan perkara dengan penahanan diri
- Pancaran kegembiraan merupakan sinar pengharapan yang jernih dalam jiwa yang mewarnai setiap tindakan
- Refleksi
Masih relevankah nilai-nilai persaudaraan sejati Ibu Magdalena pada zaman sekarang? Bisakah hal itu diwujudkan dalam pergaulan di sekolah Anda? Tulislah hal-hal yang akan Anda lakukan untuk mewujudkan persaudaraan sejati di sekolah.