Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Kepemimpinan Kristiani

Kepemimpinan Kristiani - Kepemimpinan pada dasarnya tidaklah sama dengan kedudukan, melainkan fungsi atau tugas. Keberadaan seorang pemimpin bukan untuk dirinya sendiri, tetapi orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu,  tugas  kepemimpinan  pada  pokoknya  adalah  tugas  pelayanan. Pada kenyataannya, saat ini kepemimpinan telah dikomersialkan. Pemimpin lebih memikirkan dirinya sendiri dan kelompoknya daripada kepentingan umum.

Ciri kepemimpinan kristiani antara lain mencintai Allah dan sesama sepenuh hati, berani berkorban, memegang teguh prinsip, setia pada kebenaran, dan melayani dengan rendah hati.

  1. Pengantar

Barang siapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.   Seorang   pemimpin   adalah   pelayan.   Dengan   penuh kasih ia melayani orang-orang yang dipimpinnya, bahkan tak jarang dituntut pengorbanan. Yesus pun telah rela mengorbankan diri untuk menyelamatkan umat manusia.

  • Langkah-Langkah Pembelajaran
  • Diskusi Mengenai Kepemimpinan Kristiani

Berikut adalah ciri-ciri kepemimpinan kristiani.

  1. Mencintai Allah dan Sesama Manusia dengan Sepenuh Hati

Pemimpin kristiani selalu berpedoman pada hukum cinta kasih. Dari  kasih  seorang  pemimpin  yang  mengikuti  jejak  Kristus, mengalirlah  segala  perhatian  dan  rasa  simpati  bagi  mereka yang  dipimpinnya.  Kritik  dan  kecaman  ditanggapi  dengan sungguh-sungguh  agar  dapat  dimanfaatkan  demi  perbaikan dan  penyempurnaan  kepemimpinan,  serta  tercapainya  tujuan bersama.

  • Berani Berkorban demi Cita-cita

Cita-cita orang kristiani memang tinggi: bersama Allah Pencipta turut   serta   membangun   dunia,   bersama  Allah   Penyelamat ikut serta membebaskan orang dari keburukan dan kejahatan, sehingga akhirnya Allah dapat mendirikan kerajaan-Nya di dunia. Pemimpin kristiani menimba cita-citanya dari khazanah imannya dan  tidak  akan  membiarkan  cita-citanya  melayang-layang  di awan  saja.  Sebaliknya,  seturut  teladan  Yesus,  ia  akan  bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita itu. Ia berani berkorban untuk mewujudkan impiannya. Ia sadar, sebagai pemimpin kristiani, ia diajak untuk menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Yesus.

  • Memegang Teguh Prinsip

Pemimpin  memegang  teguh  prinsip  bila  ia  berbuat  menurut keyakinan yang hidup yang mengalir dari cita-cita yang mau diraih bersama. Ia akan terus-menerus memegang prinsip itu. Ia akan bertindak berani, tabah dalam menghadapi kesukaran, tekun dalam usaha, dan tahan dalam penderitaan.

  • Setia pada Kebenaran

Pemimpin yang bijaksana dan cinta akan kebenaran tentu tak mudah tertipu oleh segala sesuatu yang lahiriah belaka. Ia akan mencari fakta yang sebenarnya. Karena cinta akan kebenaran, ia pun akan setia dan bertindak berdasarkan fakta. Ia tidak akan bertindak atas dasar emosi, pendapat pribadi, atau pun gosip belaka.

  • Melayani dengan Rendah Hati

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Mrk 9:35). Dengan tegas Yesus mengajarkan bahwa memimpin adalah pertama-tama tugas pelayanan, bukan pangkat atau kedudukan. Yesus sendiri datang untuk melayani dan pelayanan-Nya tak kenal  batas.  Ia  melayani  sampai  mengorbankan  nyawa-Nya. Oleh karena itu, seorang pemimpin kristiani menyadari tugasnya sebagai pelayan dan hamba.

  • Menyusun Karya Tulis

Siswa   berdua-dua   membuat   karya   tulis   tentang   kepemimpinan Ibu Magdalena Daemen. Melalui penelusuran sejarah hidupnya, sebutkanlah peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa Ibu Magdalena adalah pemimpin kristiani. Karya tulis dikumpulkan pada akhir semester.

  • Penugasan

Isilah evaluasi diri pada akhir tema kepemimpinan ini. Hasil evaluasi dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

  • Refleksi

Setelah mengikuti pelajaran hari ini, gagasan apa yang muncul dan ingin Anda wujudkan dalam kehidupan Anda? Buatlah catatan di bawah ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *