Bekal Spiritualitas Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia dan Neoliberalisme

Hidup Penuh Syukur

Hidup Penuh Syukur - Setiap   orang   pasti   pernah   mengalami   kegagalan.   Tidak   semua keinginan  kita  dapat  terpenuhi.  Jika  tidak  terpenuhi,  biasanya  kita menjadi kecewa dan putus asa, bahkan menganggap Tuhan tidak adil. Kita tidak mampu lagi melihat kebaikan Tuhan yang selalu kita terima. Akibatnya, “pintu syukur” telah kita tutup sendiri. Rasa kekurangan akan selalu menghantui dan menggelisahkan hidup kita. Sadarkah kita bahwa  dalam  situasi  ini,  depresi  sudah  mulai  mengintip  kehidupan kita? Detik demi detik kita jalani dalam kegelisahan.

Allah telah memberi banyak hal kepada kita. Sudah sepantasnya kita berterima  kasih  atas  setiap  pemberian  itu.  Syukur  dan  terima  kasih inilah yang akan membuka rahmat berikutnya.

  1. Pengantar

Kita cenderung melihat diri kita kecil, kekurangan, paling menderita ketika melihat orang lain yang “lebih dari kita”. Sebaliknya, kita merasa sangat beruntung ketika melihat orang lain yang lebih menderita. Ini menunjukkan  bahwa   kita   sangat   dipengaruhi   oleh   perbandingan yang  kita buat sendiri.

Marilah kita mencoba menyadari secara jujur, kebaikan-kebaikan yang telah Allah berikan kepada kita, baik secara fisik maupun rohani, baik akal budi maupun kecerdasan, atau kebaikan yang kita terima melalui orang  tua,  berupa  fasilitas  yang  kita  miliki,  atau  pun  melalui  orang lain, berupa perhatian dan persahabatan.

Kalau  kita  merasakan  kebaikan  Tuhan,  tentu  banyak  hal  dapat  kita syukuri. Sebaliknya, kalau kita belum bisa merasakan kebaikan Tuhan, kita merasa hidup ini sengsara, tidak menyenangkan, dan tidak bisa bersyukur. Marilah kita mencoba mengosongkan diri dan memenuhinya dengan kebaikan Tuhan yang sepantasnya kita syukuri.

  • Langkah-langkah Pembelajaran
  • Menggali Pengalaman Pribadi

Setiap orang pasti pernah mendapatkan pemberian atau hadiah dari orang  lain.  Kita  juga  pernah  memberikan  hadiah  kepada  orang  lain. Marilah pada kesempatan ini, kita maknai pengalaman memberi  dan menerima hadiah yang pernah kita alami.

  1. Pengalaman Menerima Hadiah dari Orang Lain

Cobalah ingat kembali pada saat Anda menerima hadiah dari seseorang. Kenangkan  kembali  peristiwa  itu,  kemudian  jawablah  pertanyaan- pertanyaan berikut.

  1. Bagaimana perasaan Anda saat menerima hadiah? Jelaskan mengapa  Anda merasa demikian!
  2. Apa yang Anda lakukan sebagai balasannya?
  • Pengalaman Memberi Hadiah kepada Orang Lain

Ada 2 kemungkinan:

  1. Hadiah Anda diterima  dengan senang  hati  disertai  ucapan  terima kasih  yang  tulus.  Hadiah Anda dihargai, digunakan, dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Pendeknya, pemberian Anda membuatnya bahagia.
    1. Bagaimanakah perasaan Anda sebagai pemberi? Mengapa?
    1. Adakah  keinginan Anda  untuk  suatu  saat  memberinya  hadiah lagi?
  • Hadiah  pemberian  Anda  diterima  dengan  sembarangan,  tidak digunakan, atau mungkin dibuang.
  • Bagaimanakah perasaan Anda sebagai pemberi? Mengapa?
  • Adakah  keinginan Anda  untuk  suatu  saat  memberinya  hadiah lagi?

Marilah  kita  lihat  tayangan  “orang-orang  yang  kurang  beruntung”. Mereka  dilahirkan  dengan  cacat  yang  harus  mereka  terima.  Kita lihat  dengan  tenang,  kemudian  coba  dengarkan  dorongan  kata  hati yang   muncul   selama   menyaksikan   tayangan   ini.  Tulislah  “Daftar Keberuntungan” Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *