Buah-buah Pertobatan - Tak ada gading yang tak retak. Demikian juga setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan atau jatuh ke dalam dosa. Tidak jarang perasaan bersalah atau berdosa akan menghantui dan menjadi beban berat yang selalu menyertai setiap langkah kita. Setiap kali bertemu dengan dia maka kitapun kembali akan did era perasaan bersalah. Bahkan hanya dengan melihat kelebat bayangannya saja sudah membuat kita gelisah. Namun, semua itu akan sirna ketika kita sudah mengaku salah dan meminta maaf, terlebih setelah kita mengaku dosa di hadapan Romo dan mendapatkan penitensi bagi yang beragama Katolik. Ketenangan, kedamaian, dan kelegaan adalah contoh dari buah-buah pertobatan menggantikan kegelisahan, ketakutan, was-was. Ada banyak buah-buah pertobatan yang dapat dikelompokkan menjadi iman, harapan, dan kasih.
- Pengantar
Dalam perjalanan hidup, kita tentu pernah melakukan kesalahan, entah itu besar atau pun kecil. Kesalahan atau dosa yang pernah kita lakukan sering kali membuat kita gelisah dan hidup kita menjadi tidak tenang. Namun, perasaan gelisah itu akan hilang manakala kita sudah menyesali dan meminta maaf. Inilah salah satu buah atau hasil dari pertobatan, yaitu ketenangan. Untuk itu, marilah pada kesempatan ini, kita mencoba mengingat-ingat kembali buah-buah pertobatan yang pernah kita rasakan.
“Apakah kamu pernah menyadari kesalahan dan kemudian bertobat? Perasaan apa yang muncul setelah Anda bertobat?
- Membuat buah-buah pertobatan
- Menempel buah pertobatan
Siswa untuk maju satu persatu dan menempelkan buah-buah pertobatan pada model pohon yang sudah di buat. Siswa diminta untuk mencermati bahwa ada tiga dahan pokok yaitu Iman, harapan, dan kasih. Tempelkan buah Anda pada dahan yang sesuai.
Contoh buah-buah pertobatan : Kasih: Murah hati, lembut hati, rendah hati tidak sombong, menghargai sesama, solider, simpati dan empati dengan yang miskin dan menderita Iman: rajin berdoa, memandang hidupnya sendiri tidak penting dan hanya mengarah pada pengabdian pada Tuhan, hidup seturut nasehat injil Harapan: damai, tenang, syukur, gembira, lepas dari beban, ringan |
- Membaca teks
Bacalah kembali teks berikut dengan cermat dan temukanlah buah-buah pertobatan Fransiskus.
Buah-buah Pertobatan Fransiskus
Untuk beberapa lama Fransiskus menderita sakit parah. Ketika sudah agak sembuh, untuk memulihkan kesehatannya, ia berjalan di sekitar rumah dengan tongkat. Ia melihat-lihat dengan penuh perhatian lingkungan sekitarnya. Namun, keelokan kebun anggur dan pemandangan indah yang selama ini begitu dinikmatinya, sama sekali tidak memikat hatinya lagi. Ia heran atas perubahan mendadak yang dialaminya. Sejak saat itu, ia mulai menjauhi kehidupan pesta pora dan mengejar ketenaran. Namun, ia masih belum terlepas sepenuhnya. Fransiskus masih sering tergoda untuk kembali pada kebiasaan lama, hidup dalam dosa dan pesta pora. Menyadari itu, secara bertahap Fransiskus mulai menarik diri dari keramaian dan mengusahakan diri untuk menerima Yesus Kristus ke dalam jiwanya, seperti mutiara amat mahal yang begitu diinginkannya. Ia menarik diri untuk berdoa dalam kesunyian di dalam gua-gua di pinggiran kota Assisi.
Pada suatu hari, ketika berziarah ke Roma, di Gereja Santo Petrus ia menyaksikan banyak orang memberikan derma yang menurutnya sangat kecil. Penuh semangat ia mengambil segenggam uang dari dalam kantongnya, lalu dilemparkannya melalui kisi-kisi ke atas altar. Mata uang itu jatuh bergemerincing, sampai didengar hadirin yang keheran-heranan atas kemurahan hatinya. Fransiskus lalu keluar dari gereja. Pada anak tangga di depan gereja, ada sejumlah pengemis yang meminta-minta uang. Dengan tenang Fransiskus meminjam pakaian salah seorang pengemis, lalu berganti pakaian. Ia berdiri di anak tangga bersama pengemis-pengemis lain untuk meminta-minta sedekah. Ia ingin merasakan apa yang mereka rasakan. Ia ingin solider dengan mereka. Sejenak kemudian, ia menukar pakaian, lalu berdoa supaya Tuhan menunjukkan jalan yang tepat kepadanya.
Pada suatu hari, ketika ia berkuda di dekat Assisi, dijumpainya orang kusta. Ia selalu merasa ngeri terhadap penderita kusta, tetapi berusaha sekuat-kuatnya mengatasi rasa jijik yang dirasakannya. Kemudian ia turun dari kudanya dan sambil memberikan uang kepada orang kusta itu, ia mencium tangannya. Orang kusta itu lalu memberikan peluk damai kepadanya. Kemudian Fransiskus menaiki kudanya dan meneruskan perjalanannya. Sejak hari itu, ia mulai menjadi sahabat bagi orang-orang kusta. Ia hidup bersama-sama dengan mereka dan melayani mereka dengan penuh kasih sayang.
Sejak saat itu, hatinya terkena dan terlukai cinta kasih yang meluluhkan dan belas kasihan kepada derita Kristus. Dalam hidup selanjutnya, ia menanggung luka-luka Tuhan Yesus dalam hatinya. Ia terus-menerus mematiragakan tubuhnya dengan keras, tidak hanya saat ia sehat, tetapi juga saat sakit. Memang jaranglah ia mengurangkan kekerasan itu, bahkan lebih hebat, sehingga menjelang ajalnya, ia mengakui telah sangat bersalah pada saudara tubuh.
Fransiskus sekarang sudah dilucuti dari segala barang duniawi dan bebas untuk mengabdi kebenaran Ilahi. Ia memandang hidupnya tak begitu penting dan membaktikan diri akan mengabdi kepada Tuhan dengan cara apa pun yang mungkin. Ia kembali ke San Damiano, riang dan penuh semangat memakai baju pertapa dan meyakinkan imam yang tinggal di sana. Kemudian ia pergi ke kota dan mulai memuji Allah dengan lantang di jalan-jalan dan di tempat umum. Bila ia mengakhiri lagu pujiannya, ia memulai meminta-minta batu untuk pembangunan gereja.
Setiap kali Bapa Fransiskus membuka Kitab Suci, ia bersyukur kepada Tuhan atas peneguhan tiga kali berturut-turut dari keputusan dan keinginan yang sudah lama terkandung dalam hatinya. Katanya kepada saudara Bernadus dan Petrus, “Oh, Saudara-saudara, inilah cara hidup dan anggaran dasar kita dan cara hidup dan anggaran dasar semua orang yang mungkin bergabung dengan kita. Karena itu, pergilah dan berbuatlah sesuai dengan apa yang kalian dengar.”
Sumber: buku Kisah Tiga Sahabat
- Menambahkan Buah-buah Pertobatan Fransiskus dalam Pohon Pertobatan
Setelah membaca kisah pertobatan Santo Fransiskus di atas temukan buah pertobatan yang didapatkan Santo Fransiskus, kemudian tambahkan pada pohon pertobatan yang sudah Anda buat!
- Refleksi
Siswa menuliskan gagasan yang muncul yang ingin dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.